Satu malam
sudah ia menyapa
Wahai hujan,
mengapa engkau menyapaku di saat keadaan terapuhku?
Bukankah engkau
tahu bahwa engkau adalah refleksi nyata dari perasaan hati ini
Tapi,
sepertinya hanya engkau yang mampu mengerti
Lelah dan
kecewa bercampur menjadi satu
Marah dan kesal
membumbung tinggi di angkasa diri
Perasaan hati
tak menentu, seperti halnya tak menentunya kedatanganmu
Tapi mengapa
hanya aku yang bisa merasakannya?
Berharap tak
pernah hancur
Walau aku akui
terakhir kerapuhannya semakin nyata
Jika tidak
dibiarkan ia akan hancur tak tersisa
Menjadi siapa
diri ini menjadi hal yang sulit kali ini
Disiksa dan
diterpa dengan mereka-mereka yang tak pernah bisa mengerti
Karena spesial
kah diri ini? Atau karena kehinaannya yang teramat sangat?
Siapa yang tahu
jika bukan Allah
Seringkali
menyapa uluran tangan yang lain
Tapi di saat
diri ini memintanya, siapakah yang sudi memberikannya
Hati tak
berkata, terlebih mulut
Ia hanya diam
mencoba tersenyum untuk mengatakan semua baik-baik saja
Walau siapa
lagi yang tahu apakah itu kejujuran ataukah kedustaan belaka
Menengok ke
belakang, masa lalu masih seringkali membayangi
Walau tak
masalah untuk menepisnya
Di depan mungkin
ada masa yang baik dengan mereka-mereka yang baik
Walau terkadang
hati ini hingga detik berjalan tak pernah mau mengaku
Entah karena ia
sombong buta mata
Atau karena ia
takut untuk menerimanya sebagai kenyataannya
Tapi kini masa
depan itu semakin jelas
Perlahan namun
pasti menepiskan masa lalu
Walau terkadang
berusaha ditutupi
Namun jika hati
berkata maka itulah yang terjadi
Hati, kemanakah
engkau akan tertepi?
Pada mereka
yang jauh di sana dan masa lalu yang ada
Atau pada
mereka yang dekat di sini dan menawarkan sebuah hal yang baru
Bingung, takut,
aneh, dan tak berdaya menyatu berpadu pada masa kini
Kurasa, tak ada
gunanya bertanya
Karena waktu mungkin
yang akan menjawabnya
Jika begitu aku
bertanya pada Sang Pengatur waktu
Allah, kapankah
waktu jawaban itu tiba?
By Ardiannur
Ar-Royya
Rabu, 09
Nopember 2011 pukul 06.14 @ Mushalla Baitul Ilmi GS FMIPA UB
Di bawah langit
yang mendung dan hawa yang dingin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar