Rabu, 29 Desember 2010

Senyum Kesedihan


Waktu mengalir perlahan
Meninggalkan bekas jejak hidup nyata
Kadang hilang ditelan kehidupan di depan
Namun tetap bertahan dalam singgasananya

Sang merah berjalan dalam terang gelap hidup
Berjuang tanpa kenal lelah
Hinggap di satu adegan hidup
Dihiasi berbagai bahagia dan masalah

Masih jelas tertulis di langit kisah indah dengan sang biru
Indah bertabur bintang kemilau
Bahkan komando itu pun ada di sana
Tak terlepas dari kisahnya

Kebersamaan ikhlas tanpa beban
Canda tawa jelas menghiasi
Kadang air mata berderai pun mengalir mengarungi beban
Semua ada di sana, ia yang telah terlewat tanpa makna hakiki

Siapa yang bisa menutup telinga jika hati berbisik? Tidak ada kah?
Tapi, nyatanya sang merah bisa
Kuatnya perubahan kelam ia dapatkan di air nan sah
Berseliweran dijati dirinya

Kebekuan bertahta indah di sana
Tak ada tanda-tanda mencair
Kuat tak terbantahkan adanya
Tak ada yang mampu hinggap di sana, di riak air

Kudusnya doa terlantunkan indah
Janji perpisahan terucap atas satu dasar
Dasar atas merah dan biru nan terindah
Menghiasi belaian lembut tanah nan kasar

Ambillah janji pada merah
Ianya bersanding dengan kepercayaan
Dan ambillah janji pada biru
Yang senantiasa bersanding atas nama yang sama

Waktu kembali angkuh dengan kejamnya
Memakan perjalanan antara hidup kedua warna
Kadang bertemu namun lebih banyak hilang di sana
Angkuh dan temaram menghiasinya

Sang merah tetap seperti dulu
Ia tetaplah merah yang kuat dirinya
Tak pudar oleh waktu
Bahkan semakin kuat dan tegas adanya

Sang biru berbeda
Waktu perlahan berhasil memakannya
Menghilangkan sebagian besar jati dirinya
Hingga keangkuhan, dan pengingkaran menghinggapinya

Warnanya yang lembut dan menyejukkan seolah memudar
Tak kuat seperti dulu, tak tegas seperti sedia kala
Hilang dan semakin menghilang pudar
Ia ingkar akan janjinya kepada merah nan mungkin hina baginya

Mungkin keangkuhan telah memakannya
Ia senang dengan tenar dirinya
Hingga lupa bahwa ia punya sang merah penuh makna
Ia yang dulu bertahta lembut di sana

Sang putih hanya sedih tak berdaya melihatnya
Ia dicampakkan oleh biru temaram
Tak dapat berpikir jauh tentangnya
Seolah tak ada di pikiran senja malam

Inginnya putih tak ada kesedihan
Tapi merah tegas tak mungkin
Karena semua terjadi begitu perlahan
Tak jelas siapa yang salah ataupun benar di persaudaraan

Namun perlahan pasti
Berbagai warna hadir di sekeliling biru
Yang mungkin bisa membuatnya amnesia akan merah ini
Tanpa sadar ataupun disadari biru

Ia yang senantiasa menghadirkan mereka
Warna-warna tak tentu berseliweran di hati
Mencoba mengambilnya
Yang memang memberikan celah diri

Tak merasa menyakiti karena angkuhnya
Tak merasa sedih karena egonya
Hingga suatu saat ia sadar bahwa semua hilang tanpa bekasnya
Atau mungkin ia tak akan pernah sadar semuanya

Merah tak bisa berhati
Ia yang sudah melakukan semua
Seolah dibuang tanpa hati
Tercampakkan bagai sampahnya

Tak apa bagi sang merah
Ia masih punya warnanya nan kuat dan tegas
Yang mampu membuatnya tersenyum merekah
Senyum yang penuh dengan kepalsuan pedas

Biarlah jawaban semua ada di harta jauh
Tersembunyi di antara detak jarum jam
Tak tau hingga semua nyata dari peluh
Biar berjalan beriring pada azzam

Jika bertemu maka bertemu
Pertemuan antara sang merah nan tegas
Hingga sang biru nan kembali lembut menyejukkan itu
Tak pernah tergambar seperti apa jauh di sana, hanya berjalan terus-menerus

Sang merah pasti tetap menjadi ia
Walau kadang sang coklat, sang biru muda, sang merah muda, ataupun lainnya hadir
Terus menerus, silih berganti dicerita dirinya
Namun tertepis oleh kebekuan tak kenal belas kasih dari diri nan mekar

Tak ditepis, wajah merah tersenyum
Wajah yang sesungguhnya menyimpan begitu banyak kesedihan
Nan tersenyum palsu menutup kelam
Inilah senyum kesedihan sang merah

by : Ardiannur Ar-Royya
Malang – Rabu, 29 Desember 2010 pukul 02.26 wib
Di kamar kontrakan ku pada tengah malam yang sungguh sangat sepi...
Ditemani oleh lagu-lagu berbagai nama dari notebook kesayanganku... dan denting jam berbunyi dari kamar yang ada di seberang kamarku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar